Minggu, 12 Januari 2014

praktikum pembuatan metil salisilat

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
METIL SALISILAT



OLEH:
SILVI NATALIA FADILATUT TALCHA
113141007
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2012


BAB I


PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
            Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia.
Berdasarkan penggunaannya, pemakaian obat terdiri dari obat luar dan obat dalam. Obat luar merupakan obat yang digunakan diluar tubuh. Obat luar bekerja secara lokal atau bekerja pada jaringan setempat. Misalnya pengobatan topikal, yaitu memberikan obat secara lokal pada kulit. Seperti Neo rheumachyl krim, sebagai salah satu contoh obat luar. Sedangkan obat dalam yaitu obat yang didistribusikan atau langsung dimasukkan ke dalam tubuh. Contohnya, tablet analgetik (Ansel, 2005).

Metil salisilat merupakan cairan dengan bau khas yang diperoleh dari daun dan akar wangi (gaultheria procumbens). Berfungsi sebagai anti iritasi. Metil salisilat merupakan salah satu turunan dari asam salisilat. Senyawa ini dapat digunakan sebagai antiiritan dan karminatif dan juga pada rematik. Penggunaan obat ini sangat luas di masyarakat dan digolongkan ke dalam obat bebas.
Metil salisilat dapat dibuat melalui esterifikasi asam salisilat.Penggunaan zat ini dalam pengobatan didasarkan pada kenyataan bahwa asam salisilat itu bermanfaat terhadap respon fisiologi. Jika terjadi penyerapan maka penyerapan mudah terjadi melalui membrane usus, aksi rancangan dan eleminasi melalui esterifikasi turunan gugus karboksilat. Dengan metana lain dan juga melalui esterifikasi untuk turunan asetil yang sedikit asam dibandingkan fenol dan asam karboksilat.
Melihat manfaat dari reaksi esterifikasi ini terutama pengaplikasiannya dalam sintesis senyawa obat maka reaksi ini penting sekali untuk dipelajari oleh seorang farmasis. Senyawa metil salisilat dapat disintesis dari asam salisilat yang direaksikan dengan metanol absolut dengan katalisator asam kuat dan metoda refluks karena reaksinya yang berjalan lambat.
1.2 Rumusan Masalah
              Adapun rumusan masalah pada percobaan ini adalah bagaimana cara mensintesis senyawa metil salisilat dengan metode esterifikasi.
1.3 Tujuan Percobaan
              Adapun tujuan dari Percobaan ini adalah untuk mensintesis pembuatan senyawa metil salisilat dari reaksi antara asam salisilat dan metanol absolut dengan metode refluks dan menghitung rendamennya.
1.4  Manfaat Percobaan
              Adapun manfaat dari praktikum ini adalah agar kita mengetahui pembentukan sintesis metil salisilat dengan metode esterifikasi
1.5  Metode Penelitian
Metode yang kami gunakan adalah:
-Deskriptif
-Kajian pustaka dilakukan dengan mencari literatur di internet da buku – buku panduan
1.6 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan Percobaan
1.4.Manfaat Percobaan
1.5.Metode Penelitian
1.6 Sistematika Penulisan
BAB II KERANGKA TEORI
2.1.Dasar Teori
2.2.Reaksi Esterifikasi
BAB III
3.1 Metodelogi
            a. Alat dan Bahan
            b. Langkah Kerja
            c. Skema Kerja
3.2 Data Pengamatan
BAB IV
4.1 Pembahasan
BAB V
5.1 kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Dasar Teori
Metil salisilat (minyak wintergreen atau wintergreen minyak) adalah suatu ester organik yang secara alami diproduksi oleh banyak spesies tanaman . Beberapa tanaman yang memproduksinya disebut wintergreens , maka nama umum.
Metil salisilat (Pestisida Kimia Kode 076.601) adalah konstituen utama minyak dari
wintergreen yang merupakan minyak wangi alami. Metil salisilat mempunyai sifat  tidak berwarna, kekuningan atau kemerahan berminyak cair dengan bau dan rasa wintergreen . nama lain untuk metil salisilat meliputi: Minyak
dari Wintergreen (sintetis), Wintergreen Oil (sintetis), Gautheria Oil (buatan), Birch Manis minyak, Minyak Betula, dan Minyak Teaberry.           
Nama kimia untuk Metil salisilat  meliputi; 2 - (methoxycarbonyl) fenol, 2
hidroksibenzoat asam metil ester, asam benzoat, 2-hidroksi-, metil ester, asam salisilat, metil ester. Rumus kimia molekuler untuk salisilat Metil adalah C8H8O3. Berat molekul
untuk Metil Salisilat adalah 152,15 dengan komposisi persen dari: C = 63,15%, H = 5,30%,O = 31,55%.
Metil salisilat dapat dibuat melalui esterifikasi asam salisilat . Penggunaan zat ini dalam pengobatan didasarkan pada kenyataan bahwa asam salisilat itu bermanfaat terhadap respon fsiologi. Jika terjadi penyerapan maka penyerapan mudah terjadi melalui membrane usus, aksi rancangan dan eleminasi melalui esterifikasi turunan gugus karboksilat. Dengan metana lain dan juga melalui esterifikasi untuk turunan asetil yang sedikit asam dibandingkan fenol dan asam karboksilat.
Asam salisilat (asam ortohidroksibenzoat) merupakan asam yang bersifat iritan lokal, yang dapat digunakan secara topikal. Terdapat berbagai turunan yang digunakan sebagai obat luar, yang terbagi atas 2 kelas, ester dari asam salisilat dan ester salisilat dari asam organik. Di samping itu digunakan pula garam salisilat. Turunannya yang paling dikenal asalah asam asetilsalisilat.
Asam salisilat mendapatkan namanya dari spesies dedalu (bahasa Latin: salix), yang memiliki kandungan asam tersebut secara alamiah, dan dari situlah manusia mengisolasinya. Penggunaan dedalu dalam pengobatan tradisional telah dilakukan oleh bangsa Sumeria, Asyur dan sejumlah suku Indian seperti Cherokee. Pada saat ini, asam salisilat banyak diaplikasikan dalam pembuatan obat aspirin.
Salisilat umumnya bekerja melalui kandungan asamnya. Hal tersebut dikembangkan secara menetap ke dalam salisilat baru. Selain sebagai obat, asam salisilat juga merupakan hormon tumbuhan. Metil salisilat mempunyai struktur :
 





BM 159,29 g/mol
Komposisi ;
C : 63,15%
H : 5,3 %
O : 31,55%
Metil salisilat ini yang merupakan turunan (derivate ) dari asam salisilat dapat dilakukan dengan jalan memanaskan methanol dan asam salisilat dan dengan jalan mencampurkan asam sulfit dengan distilasi dari sisa tumbuhan menjalar atau kulit pohon batula lerda.
Kegunaan metal salisilat :
a.    Obat – obatan
b.    Parfum
c.    Flavoring
d.   Pelarut untuk derivate selulosa
e.    Tinta Copy, printing ( pencetak )
Metil salisilat terdapat pada tanaman dan pertama kali dikenal sebagai bahan pewangi westergen. Metil salisilat merupakan salah satu turunan ester yang digunakan dalam pengobatan , yang lain adalah etil salisilat, aspirin dan fenil ester.



2.2 Reaksi Esterifikasi
              Reaksi esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam karboksilat dan alkohol membentuk ester. Turunan asam karboksilat membentuk ester asam karboksilat. Ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung gugus -CO2 R dengan R dapat berupa alkil maupun aril. Esterifikasi dikatalisis asam dan bersifat dapat balik (Fessenden, 1981).
Laju esterifikaasi asam karboksilat tergantung pada halangan sterik dalam alkohol dan asam karboksilat. Kekuatan asam dari asam karboksilat hanya mempunyai pengaruh yang kecil dalam laju pembentukan ester (Anonima, 2009).
Ester dihasilkan apabila asam karboksilat dipanaskan bersama alkohol dengan bantuan katalis asam. Katalis ini biasanya adalah asam sulfat pekat. Terkadang juga digunakan gas hidrogen klorida kering, tetapi katalis-katalis ini cenderung melibatkan ester-ester aromatik (yakni ester yang mengandung sebuah cincin benzen) (Clark, 2007).
Asam salisilat merupakan salah satu bahan kimia yang cukup penting dalam kehidupan sehari-hari serta mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi karena dapat digunakan sebagai bahan intermediat dari pembuatan obat-obatan seperti antiseptik dan analgesik (Supardani, dkk., 2006).
              Asam salisilat bebas mempunyai efek antipiretik dan analgetik yang kecil karena timbulnya rangsangan pada mukosa lambung sehingga diperlukan dosis yang tinggi, maka asam salisilat yang digunakan dalam bentuk garamnya (Ebel, 1992).
              Asam salisilat merupakan suatu unsur aktif dari salisilat dan asam salisilat itu sendiri adalah obat penawar dan pembunuh rasa sakit pemakaiannya dapat melalui mulut, tetapi merupakan asam yang cukup kuat mengiritasi perut. (Gunawan,1995).
              Senyawa salisilat diekskresi terutama melalui ginjal yang hampir semuanya muncul diurin dalam bentuk salisilat bebas dan metabolit yang telah disebutkan tadi. Pada manusia, asam salisilat bebas berjumlah kira-kira 10% dari obat yang dimakan (tapi dapat meningkat sampai 85% bila urin dibasakan), asam salisilurat sebanyak 75%, glukuronida fenolat dan asil sebanyak 15% dan asam 2,5 dihidroksibenzoat kurang dari 1% (Foye,1995).
              Salah satu turunan dari asam salisilat adalah metil salisilat. Metil salisilat adalah cairan kuning kemerahan dengan bau wintergreen. Tidak larut dalam air tetapi larut dalam alkohol dan eter. Metil salisilat sering digunakan sebagai bahanfarmasi, penyedap rasa pada makanan, minuman, gula-gula, pasta gigi, antiseptik,dan kosmetik serta parfum. Metil salisilat telah digunakan untuk pengobatan sakit syaraf, sakit pinggang, radang selaput dada, dan rematik, juga sering digunakan sebagai obat gosok dan balsem (Supardani, dkk., 2006).
              Metil salisilat dapat diproduksi dari esterifikasi asam salisilat dengan metanol. Metil salisilat secara komersial sekarang disintesis, namun di masa lalu, iabiasanya disuling dari ranting dari Sweet Birch (Betula Lenta) dan Timur Teaberry (Gaultheria procumbens) (Anonim ,2010).








BAB III

3.1 Metodelogi
            a. Alat dan bahan
                   -  Alat
1.      Labu destilasi
2.      Labu refluks
3.      Alat refluks
4.      Pendingin 
5.      Corong 
6.      Hot plate
7.      Erlenmeyer
8.      Gelas ukur 25 ml
9.      Gelas ukur 10 ml
10.  Gelas ukur 100 ml
11.  Batu didih
12.  Corong pisah
-  Bahan
1.      Asam Salisilat
2.      Methanol
3.      H2SO4
4.      Magnesium Sulfat Anhidrat
5.      Natrium Karbonat Pekat




3.2 Langkah kerja
1.    Massukan  7 gram Asam Salisilat, 18 ml Metanol ke dalam labu didih
2.    Tambahkan H2SO4 pekat dan batu didih
3.    Refluks pada penangas air  selama 1,5 jam
4.    Destilasi kelebihan methanol pada penangas air
5.    Tuang residu ke dalam kira-kira 250 ml air dalam corong pisah, kocok  
                   campuran
6.    Cuci lapisan ester dengan 25 ml air dan larutan natrium bikarbonat pekat
7.    Keringkan dengan MgSO4 anhidrat
8.    Hitung rendemen.
                           














3.3 Skema Kerja

 





B .Uraian Bahan













3.4 Data Pengamatan
 





                                       Asam salisilat           methanol                      metil salisilat

- Indeks bias metil salisilat secara teori = 1,535-1,538
- Indeks bias metil salisilat yang didapat = 1,536

- Berat teori

1 mol asam salisilat                  ≈   1 mol metil salisilat

 mol asam salisilat                    =  mol metil salisilat

gram asam salisilat                   =  gram metil salisilat

 BM asam salisilat                             BM met.

    2 g                                         =   gram metil salisilat

  138,12                                                 152

   gram metil salisilat                =   0,0144  x  152

                                                  =    2,20098 gram







BAB IV
4.1 Pembahasan

Asam salisilat merupakan salah satu bahan kimia yang cukup penting dalam kehidupan sehari-hari serta mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi karena dapat digunakan sebagai bahan intermediat dari pembuatan obat-obatan seperti antiseptik dan analgesik Pada percobaan ini kita akan melakukan sintesis metil salisilat dengan reaksi esterifikasi dengen menggunakan metode refluks. Prinsip dari reaksi ini adalah esterifikasi yaitu mereaksikan asam salisilat dengan methanol dengan katalis asam sulfat pekat. Dan literature yang diperoleh pada buku Fessenden bahwa reaksi esterifikasi adalah reaksi reversible. Digunakan metode ini karena perangkatnya lebih sederhana, lebih mudah dalam mengerjakannya dan menjaga jumlah metanol yang akan direaksikan dengan asam salisilat bereaksi dengan sempurna (terkondensasi dengan baik) sehingga diperoleh hasil yang juga sempurna.
Pertama-tama masukkan asam salisilat ke dalam labu alas bulat lalu ditambahkan metanol sedikit demi sedikit untuk mencegah reaksi berjalan cepat sehingga panas yang mengakibatkan methanol menguap. keduanya akan bereaksi dan menghasilkan metil salisilat.  Dalam reaksi ini memerlukan katalis,karena itu dalam percobaan ini digunakan H2SO4 sebagai katalisator yang berguna untuk mempercepat reaksi pembentukan metil salisilat. Pelarut terlebih dahulu diuapkan sebelum kontak dengan sampel hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan hasil ekstraksi yang pekat. Pada praktikum kali ini proses refluks dilakukan selama 5 jam. Selama proses refluks,dalam labu bundar diberi batu didih. Tujuan dari batu didih tersebut adalah untuk mencegah terjadinya letupan atau bumping yang disebabkan oleh perbedaan dari titik didih dari kedua bahan awal tersebut.
Selanjutnya hasil refluks tadi dipartisi dalam corong pemisah. Digunakan corong pemisah karena pemisahannya berdasarkan kepolaran dan berat jenis. Prinsipnyayaitu memisahkan dua komponen yang tidak dapat bercampur yaitu metil salisilat yang merupakan fase minyak (non polar) dan air yang bersifat polar. Fase minyak yang memiliki berat jenis lebih besar akan berada dibawah daripada air yang memiliki berat jenis lebih kecil. Pemisahan menggunakan corong pisah akan lebih memudahkan dalam proses pemisahannya sealin itu jga hasil yang didapat tidak akan berkurang. Dibanding menggunakan kertas saring yang akan mempengaruhi jumlah produk yang didapat.
Kemudian ditambahkan aquades dan Na bikarbonat. Fungsi penambahan aquades dan Na bikarbonat adalah untuk menghilangkan H+ yang berperan sebagai katalis. Tujuan dari menghilangkan H+ karena katalis tidak boleh bereaksi dengan bahan awalnya untuk mempercepat reaksi,namun setelah reaksi selesai katalis harus melepaskan reaksinya dengan bahan awal tersebut rendemennya. Reaksi kimia dari sintesis metil salisilat ditunjukkan pada gambar di bawah ini:
 







Selanjutnya penambahan MgS04, ditambahkan yang bertujuan untuk mengikat air yang ada dalam metil salisilat. Setelah terbentuk dua fasa,fasa bawah (minyak) diambil dari corong pemisah dan kemudian didestilasi lagi pada suhu 222 C. Digunakan pada suhu ini karena titik didih dari metil salisilat adalah 222 C.  Metil salisilat yang diambil kemudian dicari indeks biasnya. Indeks bias dicari untuk mengetahui bahwa destilatnya benar-benar adalah metil salisilat.


















BAB V
5.1 Kesimpulan
1.      Metil Salisat dapat diperoleh dari sintesis asam salisilat dengan methanol
 dengan bantuan H2SO4 pekat berdasarkan prinsip reaksi esterifikasi
2.      Reaksi ini bersifat reversible,maka untuk mendapatkan hasil yang banyak
dapat dilakukan dengan cara menambahkan pereaksi
3.      Reaksi esterifikasi adalah reaksi yang mereaksikan sebuah derivat asam karboksilat(asam salisilat) dan alkohol primer (metanol) pada suasana asam dengan katalis H2SO4 dengan suhu yang tinggi untuk menghasilkan senyawa utama berupa ester dan produk samping berupa air.
4.       Reaksi esterifikasi ini bersifat reversible dan sangat lambat dan merupakan reaksiendoterm.
5.       Fungsi penambahan Na bikarbonat adalah untuk menghilangkan H+  yang berperansebagai katalis,     
 karena katalis boleh bereaksi dengan bahan awalnya untuk mempercepatreaksi, namun tidak boleh
 mempengaruhi hasil reaksi
6.      Dalam sintesis ini, didapatkan  indeks bias sebesar 1,536
5.2 Saran
Lakukan percobaan sesuai SOP
● Teliti saat pengambilan fase minyak





DAFTAR PUSTAKA

●  Anonim .2010. Metil Salisilat, (online) http//www.wikipedia.com, diakses tanggal 05 juli  
    2012, pukul 15.30 WIB
● Clark, J.2007.Reaksi Pengesteran (Esterifikasi), (online) http//www.chem-is-try.org, diakses
    tanggal 03 Juli 2012, pukul 19.00 WIB
●  Ditjen POM.1979.Farmakope Indonesia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta.
●  Ebel,Siegrfried.1992.Obat Sintetik, Buku Ajar dan Buku pegangan.UGM Press: Yogyakarta.
●  Fessenden, J. R. Dan Fessenden, S. J., 1981, Kimia Organik, Erlangga, Jakarta.
● Firdaus.2009.Teknik Laboratorium dan Penuntun Praktikum Kimia Organik : Laboratorium
    Kimia Organik Jurusan Kimia FMIPA Universitas Hasanuddin:Makassar.
●  Foye, William.1995.Prinsip-prinsip Kimia Medicinal.UGM Press:Jogjakarta.
●  Supardani dkk.2006. Perancangan Pabrik Asam Salisilat dari Phenol.Jurusan Teknik Kimia
     FTI Institut Teknologi Nasional:Bandung.